Jumat, 23 April 2010



PSK (1)

Sejumlah “kantong-kantong” tempat transit dan transaksi wanita pekerja seks komersial (PSK) di Jakarta Timur, saat ini makin marak dikunjungi pria hidung belang. Ironisnya, belum ada tindakan penertiban dari petugas Satpol PP maupun Sudin Sosial.

Berdasarkan pantauan Harian Terbit, lokasi "kantong-kantong" PSK di Jakarta Timur antara lain di Kawasan Industri Pulogadung (PT JIEP), rel KA Gunung Antang Jl Matraman Raya, sepanjang jalan depan LP Cipinang dan sepanjang rel KA Cipinang.

Di Kawasan Industri Pulogadung, tenda-tenda dan warem (warung remang-remang) sejak sore mulai digelar, dan selepas Magrib musik hingar-bingar yang diputar dari vcd player terdengar memekakkan telinga.

"Suara musik seperti layaknya di bar, terdengar jelas bagi pengendara motor maupun mobil yang melintas karena Waremnya memang berada di pinggir jalan sepanjang jalan menuju areal Tempat pemotongan Ayam (TPA) Rawakepiting," kata Albert, karyawan PT JIEP, Pulogadung.

Pengamatan Harian Terbit, tempat ini selalu ramai setiap malam apalagi malam minggu. Namun bisa tiba-tiba berubah sepi, jika ada rencana operasi PSK dari tim gabungan Pemkot Jakarta timur. Diduga rencana operasi sudah keburu bocor hingga terkadang tak satu pun PSK berhasil dijaring petugas.

Lokasi tempat "ngetem" para PSK di Jakarta Timur yang tak kalah ramainya, adalah jalan arah Jatinegara melewati Jl Pemuda, Jl Pramuka, Jl Matraman Raya hingga ke Gunung Antang. Di tempat ini, PSK melakukan transaksi birahi di sepanjang rel KA.

Tak jauh dari lokasi tersebut, tempat mangkal PSK lainnya adalah di depan LP Cipinang dan sepanjang rel KA Cipinang, hampir setiap malam wanita penghibur mejeng di tepi jalan. Mereka menjajakan diri berdampingan dengan penjual durian, sehingga terkesan keduanya bersaing saling "berebut" pembeli.

Kasi Operasi Satgas Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Timur, Lantip, mengaku sudah berkali-kali melakukan operasi di sejumlah "kantong-kantong" lokasi transit para PSK. Mereka yang sedang kencan dengan pria hidung belang langganannya, diangkut saat digrebek petugas
kerja sama Sudin Bintal Kesos.

"Setiap kali operasi, pasti ada saja yang diangkut. Mereka langsung dibawa petugas dan dikirim ke Panti Sosial Ceger, Cipayung. Operasi memang kadang bocor, karena PSK di sejumlah tempat sudah keburu kabur sebelum petugas datang," kata Lantip.

Masyarakat berharap, Satpol PP dan Sudin Sosial menggiatkan operasi untuk mengurangi kegiatan para penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) ini, terutama mereka yang berkeliaran di tepi jalan.

"Jumlah PMKS termasuk PSK, kleihatannya terus meningkat, dan sangat meresahkan warga di sekitar tempat mereka mengumbar nafsu. Pak Walikota harus segera memerintahkan anak buahnya bertindak," komentar Haji Oman Abdurrahman, tokoh masyarakat yang juga pengurus ormas keagamaan di Jaktim. (aliem)

PSK (2)

Praktik prostitusi di kawasan industri PT JIEP (Jakarta Industrial Estate Pulogadung), Cakung, Jakarta Timur belakangan ini makin marak. Setiap malam wanita penghibur Cari mangsa menyerupai wanita pekerja pabrik.

Berdasarkan pantauan Harian Terbit, Senin (5/4) petang, sejumlah “kantong-kantong” tempat transit dan transaksi wanita pekerja seks komersial (PSK) di kawasan PT JIEP, saat ini marak dikunjungi pria hidung belang.

Di antaranya, dua lokasi prostitusi yang tidak pernah sepi di areal JIEP, yakni sepanjang jalan menuju Tempat Pemotongan Ayam (TPA) Rawakepiting Jl Pulogadung III dan sebuah kafe
di bawah tegangan tinggi, di atas jalur hijau belakang gedung Pemadam Kebakaran, Jl Pulogadung I.

"Hampir setiap malam, apalagi malam Minggu, puluhan PSK berlagak karyawati pabrik
yang dinas malam. Sehingga kalau dilihat hanya sepintas, mereka sulit dibedakan mana pekerja
pabrik, mana kupu-kupu malam," kata Daldi, karyawan perusahaan garmen.

Ironisnya, kata Daldi, belum ada tindakan penertiban dari petugas Satuan Polisi
Pamong Praja maupun dari Suku Dinas Sosial Jakarta Timur. Padahal, hampir setiap malam pula
terlihat mobil operasional aparat keamanan, nongkrong di daerah Rawakepiting.

Di Kawasan Industri Pulogadung, tenda-tenda dan warem (warung remang-remang)
sejak sore terlihat sudah mulai digelar, dan selepas Magrib musik hingar-bingar terdengar
bising dan memekakkan telinga.

"Suara musik seperti layaknya di bar, terdengar jelas bagi pengendara motor maupun mobil yang melintas karena Waremnya memang Berada di pinggir jalan sepanjang jalan menuju areal Tempat pemotongan Ayam (TPA) Rawakepiting," kata Albert, karyawan perusahaan percetakan.

Pengamatan Harian Terbit, tempat arah menuju Rawakepiting ini selalu ramai setiap
malam apalagi malam minggu. Namun bisa tiba-tiba berubah sepi, jika ada rencana operasi PSK dari tim gabungan Pemkot Jakarta timur. Diduga Rencana operasi sudah keburu bocor hingga
terkadang tak satu pun PSK berhasil dijaring petugas.

Kasi Operasi Satgas Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Timur, Lantip, mengaku sudah
berkali-kali melakukan operasi dan sejumlah PSK diangkut saat digrebek petugas kerja sama Sudin Bintal Kesos.

"Setiap kali operasi, pasti ada saja yang diangkut. Merekalangsung dibawa petugas dan
dikirim ke Panti Sosial Ceger, Cipayung. Operasi memang kadang bocor, karena PSK di sejumlah
tempat sudah keburu kabur sebelum petugas datang," kata Lantip.

"Jumlah PMKS termasuk PSK, kleihatannya terus meningkat, dan sangat meresahkan warga di
sekitar tempat mereka mengumbar nafsu. Pak walikota harus segera memerintahkan anak buahnya bertindak," komentar Haji Oman Abdurrahman, tokoh masyarakat yang juga pengurus ormas keagamaan di Jaktim. (aliem)


PSK (3)

Dua pengembang kawasan industri Pulogadung, Jakarta Timur -- PT JIEP dan PT Taruma Indah -- terkesan cuci tangan dengan maraknya praktik prostitusi di daerah tersebut belakangan ini.

Pihak PT JIEP (Jakarta Industrial Estate Pulogadung) yang dikonfirmasi, mengaku lokasi transit dan transaksi sahwat, adalah wilayah tanggung jawab PT Taruma Indah. Sebaliknya pihak PT Taruma Indah balik menuding PT JIEP membiarkan berdirinya kafe liar.

"Kalau lokasi prostitusi di daerah Rawakepiting, itu wilayah tanggung jawab Taruma Indah, kita tidak bisa berbuat apa-apa," kata Kepala Humas PT JIEP, Puri. "Kafe liar dari Rawakepiting, sekarang sudah pindah ke pinggir kali, dan itu wilayah PT JIEP," kata Tito, petugas keamanan PT Taruma Indah.

Pernyataan kedua pihak pengembang tersebut disampaikan, terkait berita "Prostitusi di Kawasan industri menjamur" (Harian Terbit, Selasa 6/4). Kedua pengembang ini juga menyatakan setuju jika Pemkot Jakarta Timur segera melakukan penertiban terhadap wanita penghibur yang cari mangsa menyerupaiwanita pekerja pabrik ini.

Menurut Humas PT JIEP, Puri, pihak Direksi PT JIEP dalam waktu dekat akan mengusut Bagaimana proses keberadaan kafe liar di bawah tegangan tinggi, di atas jalur hijau belakang gedung Pemadam Kebakaran, Jl Pulogadung I hingga bisa beroperasi secara diam-diam.

"Kalau ada oknum PT JIEP yang terlibat, pihak direksi tidak segan-segan akan mengambil
tindakan," kata Puri, sambil menambahkan, Dirut PT JIEP yang baru ini, akan mengecek lansung ke lapangan kebenaran beroperasinya kafe liar yang berdiri di jalur hijau pinggir kali tersebut.

Berdasarkan pantauan Harian Terbit, hampir setiap malam, apalagi malam Minggu, puluhan PSK (pekerja seks komersial) berlagak karyawati pabrik yang dinas malam. Mereka sulit Dibedakan mana pekerja pabrik, mana kupu-kupu malam.

Sejauh ini, belum ada tindakan penertiban dari petugas Satuan Polisi Pamong Praja maupun dari Suku Dinas Sosial Jakarta Timur. Padahal, hampir setiap malam pula terlihat mobil operasional aparat keamanan, nongkrong di daerah Rawakepiting.

Kasi Operasi Satgas Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Timur, Lantip, mengaku sudah berkali-kali melakukan operasi dan sejumlah PSK diangkut saat digrebek petugas kerja sama Sudin Bintal Kesos.

"Setiap kali operasi, pasti ada saja yang diangkut. Merekalangsung dibawa petugas dan dikirim ke Panti Sosial Ceger, Cipayung. Operasi memang kadang bocor, karena PSK di sejumlah tempat sudah keburu kabur sebelum petugas datang," kata Lantip. (aliem)

0 komentar:

Posting Komentar