27 November 2009 jam 23:29
Masya Allah, 127 Warga Jakarta Timur terjangkit HIV/AIDS. Apa iya sih? Perkembangan kasus penularan HIV/AIDS di DKI Jakarta, secara kumulatif cukup tinggi, urutan kedua setelah Jawa Barat. Untuk Jakarta Timur saja, sudah 127 orang terjangkit dan hampir seluruh kecamatan "rawan" penyebaran HIV/AIDS.
Sejak ditemukan pertama kali tahun 1987 sampai bulan Juni 2009, jumlah kasus AIDS di Provinsi DKI tercatat mencapai 2.429 orang dan berdasarkan data surveilans rumah sakit, 697 orang yang meninggal akibat AIDS.
Sementara itu, untuk wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur sendiri, berdasarkan data dari Ditjen PPM & PL Depkes RI, sampai Maret 2009 sudah 127 orang terjangkit. Berdasarkan pemetaan kelompok populasi kunci 2009, hampir seluruh kecamatan di Jaktim masuk kategori "rawan" alias tidak bebas dari penyebaran HIV/AIDS.
“Dari data tersebut, penularan HIV tidak hanya terjadi pada kelompok resiko tinggi saja, akan tetapi sudah merambah pada lapisan masyarakat biasa dan ke segala kelompok umur,” ujar Wakil Walikota Jaktim, Asep Syarifudin, pada Sosialisasi HIV/AIDS, kemarin.
Tingginya kasus dan resiko yang ada, maka menurut Asep, Pemprov DKI Jakarta memandang kasus HIV/AIDS sebagai salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sangat mendesak dan perlu segera ditanggulangi.
"Saat ini, sangat dibutuhkan langkah-langkah respon yang strategis dan efektif untuk menekan laju penularan virus HIV serta mengurangi dampak dari perluasan epidemic HIV/AIDS," ungkap Asep Syarifudin yang juga Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jakarta Timur ini.
Sosialisasi ini juga bertujuan untuk mempromosikan lembaga KPA yang keberadaannya masih belum dikenal secara baik oleh perangkat Pegawai Negeri Sipil (PNS), maupun komunitas masyarakat baik di tingkat kecamatan maupun kelurahan. “Kini sudah waktunya KPA Kota Administrasi Jakarta Timur lebih mempromosikan diri melalui kegiatan sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat.
Pada kesempatan ini, Wakil Walikota mengajak para tokoh masyarakat dan agama untuk terlibat aktif dalam pelaksanaan sosialisasi HIV/AIDS. Keterlibatan itu kata Asep bukan untuk menambah beban tugas, tetapi lebih pada upaya untuk memberi tambahan pengetahuan dan ilmu, sebagai upaya untuk meningkatkan eksistensi diri.
Menurut Asep, harus diawali dari lingkungan keluarga sendiri. Langkah-langkah positif yang dapat ditanamkan di dalam keluarga seperti keimanan yang teguh, ketahanan keluarga yang kuat, pola hidup yang sehat, hindari perilaku beresiko dan gunakan alat pencegah.
“Mari jadikanlah keluarga kita sebagai keluarga teladan, keluarga yang bisa menjadi contoh dalam kehidupan masyarakat disekitar kita,” pesan Wakil Walikota.
Sosailisasi ini juga dihadiri unsur dari KPA Provinsi DKI Jakarta yang diwakili DR. Arita, Ketua TP PKK Jakarta Timur Hj. Eka Murdhani, para pejabat terkait dan Camat se-Jakarta Timur. Peserta sosialisasi terdiri dari tokoh masyarakat (Toma) dan tokoh agama (Toga) dari 10 Kecamatan di Jakarta Timur. (aliem)
Masya Allah, 127 Warga Jakarta Timur terjangkit HIV/AIDS. Apa iya sih? Perkembangan kasus penularan HIV/AIDS di DKI Jakarta, secara kumulatif cukup tinggi, urutan kedua setelah Jawa Barat. Untuk Jakarta Timur saja, sudah 127 orang terjangkit dan hampir seluruh kecamatan "rawan" penyebaran HIV/AIDS.
Sejak ditemukan pertama kali tahun 1987 sampai bulan Juni 2009, jumlah kasus AIDS di Provinsi DKI tercatat mencapai 2.429 orang dan berdasarkan data surveilans rumah sakit, 697 orang yang meninggal akibat AIDS.
Sementara itu, untuk wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur sendiri, berdasarkan data dari Ditjen PPM & PL Depkes RI, sampai Maret 2009 sudah 127 orang terjangkit. Berdasarkan pemetaan kelompok populasi kunci 2009, hampir seluruh kecamatan di Jaktim masuk kategori "rawan" alias tidak bebas dari penyebaran HIV/AIDS.
“Dari data tersebut, penularan HIV tidak hanya terjadi pada kelompok resiko tinggi saja, akan tetapi sudah merambah pada lapisan masyarakat biasa dan ke segala kelompok umur,” ujar Wakil Walikota Jaktim, Asep Syarifudin, pada Sosialisasi HIV/AIDS, kemarin.
Tingginya kasus dan resiko yang ada, maka menurut Asep, Pemprov DKI Jakarta memandang kasus HIV/AIDS sebagai salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sangat mendesak dan perlu segera ditanggulangi.
"Saat ini, sangat dibutuhkan langkah-langkah respon yang strategis dan efektif untuk menekan laju penularan virus HIV serta mengurangi dampak dari perluasan epidemic HIV/AIDS," ungkap Asep Syarifudin yang juga Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jakarta Timur ini.
Sosialisasi ini juga bertujuan untuk mempromosikan lembaga KPA yang keberadaannya masih belum dikenal secara baik oleh perangkat Pegawai Negeri Sipil (PNS), maupun komunitas masyarakat baik di tingkat kecamatan maupun kelurahan. “Kini sudah waktunya KPA Kota Administrasi Jakarta Timur lebih mempromosikan diri melalui kegiatan sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat.
Pada kesempatan ini, Wakil Walikota mengajak para tokoh masyarakat dan agama untuk terlibat aktif dalam pelaksanaan sosialisasi HIV/AIDS. Keterlibatan itu kata Asep bukan untuk menambah beban tugas, tetapi lebih pada upaya untuk memberi tambahan pengetahuan dan ilmu, sebagai upaya untuk meningkatkan eksistensi diri.
Menurut Asep, harus diawali dari lingkungan keluarga sendiri. Langkah-langkah positif yang dapat ditanamkan di dalam keluarga seperti keimanan yang teguh, ketahanan keluarga yang kuat, pola hidup yang sehat, hindari perilaku beresiko dan gunakan alat pencegah.
“Mari jadikanlah keluarga kita sebagai keluarga teladan, keluarga yang bisa menjadi contoh dalam kehidupan masyarakat disekitar kita,” pesan Wakil Walikota.
Sosailisasi ini juga dihadiri unsur dari KPA Provinsi DKI Jakarta yang diwakili DR. Arita, Ketua TP PKK Jakarta Timur Hj. Eka Murdhani, para pejabat terkait dan Camat se-Jakarta Timur. Peserta sosialisasi terdiri dari tokoh masyarakat (Toma) dan tokoh agama (Toga) dari 10 Kecamatan di Jakarta Timur. (aliem)
0 komentar:
Posting Komentar