Jumat, 23 Desember 2011

Mengintip Bunker Belanda di Bawah Tanah

REP | 01 December 2011 | 20:57 106 2 Nihil

MENDENGAR kata bunker, ingatan kita langsung terbayang sebuah ruangan bawah tanah. Tempat persembunyian, perlindungan dari intaian dan serangan musuh. Tapi bagi mereka yang punya uang berlimpah, malah sengaja membangun bunker-nya sekaligus berfungsi sebagai tempat tinggal. Begitulah gampangnya deh.

Pada masa kejayaan Saddam Husein, Presiden Irak sebelum kemudian runtuh dan jatuh dari tahta pemerintahnya, kata bunker juga sering disebut-sebut. Bahkan, katanya, luasnya bisa mencapai lapangan bola. Luar biasa kan luasnya?

Di Jakarta juga ternyata ada bunker. Tidak percaya? Ada sejumlah bunker yang sudah dicatat oleh petugas UPT Kota Tua, instansi di bawah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta.

Sayangnya bunker bawah tanah yang panjangnya 32 meter, dalam 2 meter dan lebar 2,5 meter itu sejak derasnya hujan awal Januari 2010 lalu, selalu terendam air. Pasalnya pompa yang tersedia tak mampu menyedot rembesan air yang cepat meninggi. Akibatnya sejak itu bunker ditutup.

Kepala Balai Konservasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Drs Candiran Attahiyat saat masih menjabat Kepala UPT Kota Tua, pernah mengungkapkan kalau bunker-bunker di Kota Tua Jakarta pernah diteliti. Penelitian dimulai dari bunker di Kalibesar Timur III. Bunker itu masih ditutup, hanya beberapa orang saja yang pernah masuk.

“Waktu itu dua orang staf UPT Kota Tua, Maksum dan Boby bersama dua wartawan mencoba masuk ke bunker yang masih tergenang air. Kedalamannya dari permukaan tanah 5-6 meter, lebih dalam dibanding bunker di Museum Sejarah Jakarta yang hanya 2 meter,” kata Candrian.

Menurut Candrian, bunker-bunker banyak dibangun pemerintah Hindia Belanda di Batavia pada tahun 1938-1942 terutama di kantor-kantor pemerintahan. Ini akibat ketakutan mereka terhadap serangan udara dengan maraknya Perang Dunia II.

Bangunan perlindungan tersebut antara lain terdapat di kompleks Lindeteves, Glodok, di halaman Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Wayang, di halaman kantor Depkeu Lapangan Banteng, dan di Ancol.
Namun ada juga bunker yang digunakan untuk menyimpan barang-barang berharga seperti yang ditemukan di Kalibesar Timur III tersebut. Untuk perlindungan orang bunker dilengkapi dengan cerobong udara.
Bunker Kalibesar Timur III itu terdapat di bawah bekas kantor perkapalan laut. Tertulis pada tembok di  lantai 2, di depan tangga, “Rotterdam Lloyd  Anno 1938”.

Menurut penjaga gedung, Nengah, bangunan berlantai 3 yang lantai dasarnya digunakan untuk Pasar Kota Toea dengan 20-an pedagang itu dimiliki PT Cipta Niaga.**

13230581002109378200

Banker di bawah tanah yang ada di Museum Sejarah Jakarta (foto2 : google)

1323058198243880331
13230582441281481844

Pintu penjara menuju bawah tanah (foto2: google)
13230583241758391716

Beginilah suasana di dalam bunker (fot2: google)

0 komentar:

Posting Komentar