“Dalam sejarahnya pergelaran wayang baik wayang kulit, wayang beber maupun wayang golek sering dijadikan media dakwah, penyebaran agama, kampanye, ataupun sosialisasi suatu program,” kata Suprihardjo, wartawan senior yang banyak menulis tentang museum dan pewayangan.
Wayang Kancil misalnya, yang diciptakan Ki Lejar pada tahun 1925 digunakan untuk media pendidikan dengan cerita dongeng Si Kancil.
Sedangkan Wayang Sadat, dibuat 1985 oleh Suryadi Warnosuhardjo, seorang guru matematika SPG Muahmmadiyah Klaten, Jawa Tengah digunakan untuk visualisasi keislaman dengan suasana pesantren dengan menggunakan budaya Jawa.
Karena itu wayangnya juga ada yang memakai sorban, jubah dan kain sarung, dengan iringan bedug serta ucapan salam Assalamualaikum. Kisahnya sekitar kisah Walisanga waktu menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.
Juga wayang Sasak di Lombok, mengambil kisah Amir Hamzah yaitu Paman Nabi Muhammad SAW. Namun tokoh Amir Hamzah diubah dengan nama Indonesia (Jawa) yaitu Wong Agung Menak Jayengrana.
Sedangkan Wayang Wahyu merupakan gagasan Brooeder Timo Heus Wignyosubroto , pastur dari Surakarta. Wayang kulit ini digunakan sebagai media penyebaran agama Kristen dengan lakon bersumber dari Kitab Perjanjian Lama dan Baru.
Wayang Revolusi diperoleh Museum Wayang dari Wereld Museum Rotterdam Negeri Belanda tahun 2005. Wayang ini dibuat RM Sayid pada tahun 1950 yang dipergelarkan untuk menggelorakan semangat warga masyarakat dalam mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan RI.Tokoh tokoh wayangnya antara lain Hamengkubuwono IX, Bung Karno, Bung Hata, Kapten Tak. (aliem). ****
Jumat, 06 Januari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar