Asri Hadi bersama para alumni FISIP UI saat launching FIS UI (Dian Kelana) |
AWALNYA hanya kumpul-kumpul reunian
sambil diskusi di Warung Solo, Joglo Kemang, Jalan Madrasah, Jeruk Purut,
Jakarta Selatan. Selain kangen-kangenan di antara para alumni Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia, mereka juga
memperbincangkan sejumlah topik hangat yang terjadi di negeri ini.
Dari sinilah kemudian jadi cikal bakal
terbentuknya Forum Intelektual Studi Untuk Indonesia (FIS-UI). Ada kata “FIS”
dan “Untuk Indonesia” yang jika disingkat akan terlihat ada sejumlah deretan
huruf “FIS” dan “UI” yang memberi kesan bahwa mereka berasal dari satu
almamater: FISIP UI.
“Ya, karena sering kumpul di Warung Solo
lalu membentuk wadah dengan nama yang disingkat sebagai FIS, semula saya kira
ini adalah ‘Forum Intelektual Solo’. Apalagi tema diskusi yang dipilih kita
hari ini adalah ‘100 Hari Pemerintahan Jokowi - JK’ yang kita tahu bahwa
presiden Jokowi berasal dari Solo, wah ini pasti ‘Forum Intelektual Solo’
hahaha.......,” canda Mohamad Khudori dari lembaga survei Indo Barometer, yang
juga anggota FIS UI sekaligus alumni FISIP UI itu.
Dari satu diskusi kemudian beranjak ke diskusi
lainnya sejak tahun 2013, lalu para alumni ini kemudian bersatu membentuk wadah
yang mereka namakan FIS UI. Karena itu untuk depan, menurut Asri Hadi yang
ditunjuk sebagai ketua forum, dari diskusi dan kajian ilmiah ini nantinya akan
dibentuk semacam divisi penerbitan buku. Juga penelitian bekerja sama dengan
pemerintah bermodal nama baik dari para alumni FISIP UI.
“Ya kita ini cuma bermodal nama baik, modal
lain adalah intelektual, jadi sifatnya lebih kepada pemikiran untuk masukan
kepada pemerintah. Jadi bukan sebuah forum yang mengkoordinir massa lalu turun demo
ke jalan,” kata Drs H Asri Hadi, Msi, Ketua Forum Intelektual Studi Untuk
Indonesia (FIS UI).
Asri Hadi yang alumni FISIP UI angkatan
tahun 1978 ini, sehari-hari bekerja selain sebagai staf pengajar di Institut
Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat dan IPDN
Cilandak, Jakarta Selatan, juga menjadi dosen tamu di Sesko AL. Materi kuliah
yang diberikan di IPDN antara lain soal penanggulangan korupsi, kebijakan
publik, dan kepemimpinan di pemerintahan Indonesia.
Kegiatannya yang lain, Asri Hadi juga
aktivis penanggulangan bahaya narkoba. Di masa pemerintahan SBY, tenaga dan
pemikiran Asri Hadi juga diminta membantu Riyas Rasyid, anggota Dewan
Pertimbangan Presiden (Watimpres) dalam mengevaluasi kecamatan di Indonesia.
Wadah Alternatif
Menurut Asri Hadi, forum FIS UI ini
diharapkan sebagai wadah alternatif yang secara konsisten dapat memberi masukan
positif dan semangat membangun negeri ini melalui pemikiran intelektual dari
para alumni FISIP UI yang tergabung dalam forum tersebut.
“Itu sebabnya kami terbuka bagi siapa
saja untuk bekerja sama dengan segala lapisan masyarakat maupun institusi
pemerintah,” kata Asri Hadi yang akrab disapa Bang Buyung ini, panggilan khas
orang Minang.
Bukan kebetulan, kalau sejumlah alumni
FISIP UI yang juga anggota forum FIS UI ini, dipercaya duduk di Kabinet
Indonesia Hebat (KIH) dalam pemerintahan Jokowi - Jusuf Kalla. Antara lain
Andrianus Chaniago (Kepala Bappenas), Puan Maharani (Menko Pembangunan dan
Kebudayaan), Andi Wijayanto (Sekertaris Kabinet).
“Masuknya ketiga anggota forum dan
alumni tersebut, semakin memacu kami untuk memberikan masukan. Baik diminta
atau tidak,” tambah dosen Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) ini pada
acara launching forum ini Kamis, 29 Januari2015 lalu di Warung Solo, Jeruk
Purut, Kemang, Jakarta Selatan.
Dari wadah ini diharapkan agar bersatu
dan tidak terkotak-kotak. Tujuannya sederhana saja, ingin mewariskan kepada
generasi muda dan anak cucu. Sebab untuk membangun Indonesia tidak bisa
dilakukan dengan berjalan sendiri, tapi harus bergandengan tangan.
Sebelumnya sudah menggelar sejumlah
kegiatan berupa seminar. Antara lain :
·
Seminar mengenai
seputar pemilihan presiden perempuan dalam memperingati Hari Ibu.
·
Siapa pemimpin
plural yang bisa diterima di semua pihak, digelar di Glodok, Jakarta
Barat.
·
Fenomena Jokowi
Pilihan Rakyat, yang diadakan di rumah Muryati Soedibyo.
Pada acara launching FIS UI yang digelar
Kamis, 29 Januari2015 lalu di Warung Solo, Jeruk Purut, Kemang, Jakarta Selatan,
forum ini mengangkat tema diskusi “100
Hari Pemerintahan Jokowi – Jusuf Kalla”. Diskusi ini mencoba menggali pendapat
dari sisi pandangan mass media dan masyarakat, dengan menghadirkan tokoh media
dan intelektual dari kalangan perguruan tinggi.
Para pembicara yang hadir antara lain
Ikra Nusa Bakti (UI), Muh Khodari (Indo Barometer). Sedang dari kalangan media
terdapat nama Budianto Sambazi (Kompas), Nurjaman (SCTV/Indosiar). Dijadwalkan
juga hadir Karni Ilyas (TvOne), Syaiful Hadi (Antara), Bambang Harimurti
(TEMPO) namun tidak bisa hadir.
Nampak hadir pula di antara peserta dan
undangan diskusi, Yudi Kristianto (Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi/PAN-RB), Prof Thamrin Amal Tumagola, Sugeng Suparwoto
(Partai Nasdem) dan sejumlah mahasiswa dan alumni FISIP UI dan perguruan tinggi
lainnya.
Bagaimana penilaian “100 Hari
Pemerintahan Jokowi – Jusuf Kalla” di mata para alumni FISIP UI? Akan saya
tulis tersendiri dari hasil diskusi mereka. Tunggulah hehe...
Salam
www.nurterbit.com
0 komentar:
Posting Komentar