Jumat, 23 April 2010


FILM 'Kantata Takwa', diputar di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta dengan antusias pengunjung yang sudah menunggu sejak sore hari, Senin (05/10).

Tampak hadir, Slamet Rahardjo Djarot, aktor dan dosen tamu IKJ dan sejumlah staf pengajar serta mahasiswa berbagai perguruan tinggi seni dari berbagai daerah.

Gedung baru Teater Kecil yang masih "berbau" cat itu, langsung "full house" oleh penonton yang memenuhi setiap kursi. Film Kantata Takwa, memang mengawali acara Festival Film Internasional (FFI) yang melibatkan 35 film dari berbagai negara.

Festival film ini, juga sekaligus masih rangkaian dari kegiatan Festival Kesenian Indonesia (FKI) ke-6 dimana IKJ sebagai tuan rumah penyelenggara.

Rektor Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Dr Wagino Sunarto, M.Sc, merasa terharu dengan respon dari masyarakat yang datang menyaksikan rangkaian kegiatan perhelatan seni yang akbar ini.

"Saya tidak perlu berpanjang lebar, mari kita saksikan saja film-film yang akan diputar," katanya dalam sambutan singkatnya, sambil memukul gong sebagai tanda dimulainya 'pesta' ini, didampingi Dekan Fakultas Film dan Televisi IKJ, Gotot Prakoso.

Kantata Takwa sendiri, merupakan film Indonesia yang dirilis tahun 2008. Film merupakan semi dokumenter yang antara lain dibintangi almarhum W.S Rendra, Iwan Fals, Sawong Jabo, Setiawan Djody, dan Clara Sinta itu menyuarakan protes terhadap rezim represif Orde Baru.

Slamet Rahardjo Djarot kepada saya sebelum pemutaran Kantata Takwa mengakui, acara festival ini merupakan ajang kreativitas bagi masyarakat, khususnya mahasiswa yang bergelut di bidang perfilman.

"Ini kan festival, juga sekaligus ajang uji coba, sejauh mana kemampuan kita dalam melahirkan sebuah film. Jadi, tidak bisa serta-merta mengaku hebat, mampu, sebab di antara kemampuan dan kehebatan kita, masih ada yang lebih mampu dan lebih hebat," katanya.

Sebelum diputar di TIM, Kantata Takwa pernah ikut bersaing di Festival Film Brisbane. Film ini menjadi satu-satunya film karya sineas Indonesia yang ikut memeriahkan Festival Film Internasional Brisbane (BIFF) yang berlangsung selama 11 hari, Juli 2009 lalu.

Acara pembukaannya dilangsungkan di Sinema Regent Brisbane dimeriahkan puluhan film dari 48 negara. Tuan rumah Australia menyuguhkan 37 film dalam festival film yang sudah digelar sejak 1992 dan menyedot sedikitnya 350 ribu pencinta film di negara itu.

Seperti halnya di BIFF, film Indonesia juga ikut memeriahkan MIFF. Di festival film Melbourne yang berlangsung dari 24 Juli hingga 9 Agustus itu, Indonesia mengikutsertakan tiga film, yakni Babi Buta Yang Ingin Terbang, Rumah Gila dan Jermal. (aliem)

1 komentar:

  1. Halo Admin http://aliemhalvaima.blogspot.com

    Kami dari KapanLagi.com.
    Apakah kita bisa kerjasama untuk bertukar link?

    Anda bisa menampilkan link KapanLagi.com di http://aliemhalvaima.blogspot.com
    Untuk posisi link-nya, kami berharap link dari Kapanlagi.com diletakkan di sidebar kanan

    Dan kami akan menampilkan http://aliemhalvaima.blogspot.com di halaman Kapanlagi.com : http://selebriti.kapanlagi.com/

    Jika berkenan silahkan menghubungi kami via email di humas@kapanlagi.net dengan menyertakan email ini.

    Terima kasih atas kerjasamanya :)

    -- Humas Kapanlagi.com
    Ari Rahmawati

    BalasHapus