Senin, 19 April 2010





ARUNG JERAM ALA BANTIMURUNG -- 24 September 2009 jam, HUJAN mengguyur areal Taman Wisata Alam, Air Terjun Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Kamis (24/09) sore. Tapi nampaknya tidak membuat pengunjung meninggalkan obyek wisata yang dihuni ribuan jenis kupu-kupu langka tersebut.

Tak terkecuali saya, yang tiba beberapa jam menjelang petang. "Mendekati malam, suasanya lebih romantis om, lebih alami dengan nuansa pegunungan," komentar Andi Dave Sander Purba, anak muda berdarah Batak kelahiran Jakarta dan mahasiswa Jurusan Broadcasting, Bina Sarana Informatika (BSI), Jakarta, yang jauh-jauh datang ke Bantimurung.

Dave Sander, dalam satu sisi mungkin benar. Tapi Akbar Ramadhan, rekan kuliah Dave Sander yang kedua orang tuanya asli Makassar, mengaku dari segi keamanan kurang terjamin mengingat lokasi jalan berbatu, sangat licin dan rawan terpeleset.

"Saya lebih suka siang hari. Pemandangan lepas, dan cocok kalau mau mengambil gambar dokumentasi," kata Akbar, yang datang selain berekreasi, juga sekaligus membuat film dokumenter untuk tugas dari kampusnya.

Bantimurung sendiri, merupakan obyek wisata alam di Sulawesi Selatan yang sangat terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan. Letaknya di wilayah Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.

Lokasinya, terletak sekitar 20 km dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, 15 km dari kota Maros, dan 50 km dari Kota Makassar. Obyek wisata ini dapat dicapai dengan berbagai sarana angkutan umum yang hilir mudik, juga tentu saja bisa mobil pribadi dari Kota Makassar sekitar 1 jam.

"Dengan sepeda motor, bisa lebih cepat dan lebih santai," kata Akbar. Maka sore hari yang diguyur hujan itu, Akbar, Dave Sander dan saya "bersepeda motor-ria" secara konvoi dari Kota Makassar menuju Bantimurung.

Setelah motor diparkir dengan tarif Rp2000/motor, kami langsung membeli tiket masuk sebesar Rp. 5.000,- untuk orang Dewasa dan Rp. 3.500,- untuk anak-anak. Yang mau berenang, bisa menyewa ban sebagai pelampung Rp10.000,- (ban besar) dan Rp5.000,- (kecil). Belum termasuk sewa tikar.

Air terjun Bantimurung memiliki lebar 20 meter dan tinggi 15 meter. Airnya yang jernih dan sejuk meluncur dari atas gunung batu dengan deras sepanjang tahun. Di bawah curahan air terjun terdapat sebuah tempat pemandian dari landasan batu kapur yang keras dan tertutup lapisan mineral akibat aliran air selama ratusan tahun.

Kedalaman air di pemandian ini antara mata kaki hingga ke pinggang. Di sebelah kiri air terjun terdapat tangga beton setinggi 10 meter yang merupakan jalan menuju dua gua yang ada di sekitar air terjun, yaitu Gua Mimpi dan Gua Batu.

Akbar dan Dave Sander tampaknya tertarik dengan Arung jeram ala Bantimurung. Air terjun yang deras dan mengalir menyusuri bebatuan, menyerupai perahu karet ala arung jeram. Kamera dan handycam yang sengaja disiapkan dari Jakarta, langsung diarahkan Akbar dan Dave Sander ke obyek yang mau diabadikan.

Arung jeram ini sangat diminati setiap pengunjung. Hanya dengan Rp. 5000,- s/d Rp.10.ooo,- sudah dapat dirasakan sensasinya, berteriak, tertawa, bahkan menangis kesakitan.

Di lokasi wisata ini juga tersedia beberapa tempat peristirahatan berupa bungalow dan wisma bagi para pengunjung yang ingin lebih lama menikmati keindahan alamnya. Di sepanjang jalan masuk ke lokasi, terdapat sejumlah pedagang souvenir kupu-kupu berbentuk gantungan kunci ataupun hiasan dinding dengan harga berkisar antara Rp.5.000,- hingga Rp. 1.000.0000,-

Menurut informasi, pada tahun 1856-1867, seorang naturalis Inggris, Alfred Russel Wallace, menghabiskan sebagian hidupnya di kawasan ini mengoleksi banyak jenis kupu-kupu. Salah satunya "Papillo Androcoles", jenis kupu-kupu terbesar dan sangat langka, berekor seperti burung layang-layang. (Makassar, Kamis 24 September 2009)



Dikenal hingga ke mancanegara
September 2011

    PEMERINTAH Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, berencana akan melengkapi fasilitas pendukung di objek wisata alam Bantimurung. Antara lain hotel, waterboom, restoran, wisata gua dan wisata kupu-kupu.
    "Ada beberapa obyek wisata yang akan kita lakukan perbaikan dan promosi besar-besaran. Tap memang kita fokuskan ke Bantimurung dan akan kita publikasikan hingga ke mancanegara sehingga bisa menjadi objek wisata dunia," kata Bupati Maros, HM Hatta Rahman, awal September 2011 lalu.
    Selain Bantimurung, objek wisata lain yang akan dilakukan perbaikan sarana dan prasarana adalah wisata taman prasejarah Leang-leang (goa yang juga tak jauh dari Bantimurung), wisata sungai dan pemandangan khas Rammang-rammang, wisata kuliner yang ada di kota Maros, serta Pantai Kuri di Kecamatan Marusu.
    Bupati Maros menambahkan, nantinya wisata ini akan dikelola Pemerintah Kabupaten Maros dan tidak akan dipihak-ketigakan. Hal ini dilakukan untuk menghindari intervensi dan tidak dikuasai pihak yang mengelola.
    "Kita memang tidak akan pihak-ketigakan karena biasanya kalau dipihak-ketigakan pemerintah tidak bisa berbuat banyak. Semuanya dikuasai oleh pengelola," kata Hatta.
    Menurutnya, Pemkab Maros akan melakukan espansi besar-besaran di sektor pariwisata pada 2012 mendatang. Tidak tanggung-tanggung, anggaran yang disiapkan untuk membenahi objek wisata di daerah ini sebesar Rp30 miliar.
    Hatta mengatakan, Pemkab Maros akan menjadikan objek wisata di daerahnya sebagai salah satu daerah tujuan wisatawan manca negara. Khususnya kawasan wisata alam Bantimurung.
    Khusus Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor wisata alam Bantimurung, ditargetkan mencapai Rp15 miliar atau tiga kali lipat dari PAD sekarang. Sedangkan anggaran dari pengembangan pariwisata ini nantinya berasal dari APBD 2012 dari sektor pembiayaan investasi. Tahun 2012 mendatang, akan dimulai pembangunan fisik di kawasan Bantimurung.
    "Kita sudah meminta kepada Dinas Pariwisata untuk membuat perencanaan dari sekarang sehingga awal tahun 2012 sudah dilakkan pembangunan," kata Hatta (aliem)



1 komentar: