Jumat, 10 Februari 2012

GOWES (mengayuh) pedal sepeda mengelilingi tepi Danau Maninjau dan Puncak Lawang, Sumatera Barat, memang sungguh mengasyikkan. Dengan panjang track sekitar 35 km, rupanya cukup banyak menarik peminat. Baik dari berbagai daerah di nusantara ini, juga ada yang sengaja datang dari  mancanegara. Alam Minangkabau dari dulu memang terkenal.

Seperti akhir Januari 2012 lalu misalnya, ratusan pesepeda melintasi tepi Danau Maninjau melakukan kegiatan olah raga sambil berekreasi. Mereka adalah rombongan pesepeda dari Jakarta yang sengaja boyongan ke Ranah Minang mengikuti kegiatan “Tour de Maninjau 2012″, yang digelar maskapai PT Garuda Indonesia.

Menurut bos Garuda, Emilsyah Satar, kegiatan fun bike ini, menjadi satu dari sekian sumbangsih perusahaan penerbangan nasional, untuk ikut mendukung pengembangan pariwisata nasional. Sekaligus merupakan kelanjutan dari event serupa BO Medan, Makassar dan sekaligus pelantikan pengurus G2C2 (Garuda Group Cycling Community) chapter Padang.

Kegiatan di Kabupaten  Agam Sumatera Barat ini, menyuguhkan keindahan objek wisata Danau Maninjau dan keunikan kelok 44. Pemilihan Maninjau karena Garuda Indonesia ingin perkenalkan tujuan wisata adventure matur kepada goweser yang datang pada TDM 2012.

Jelang pukul 07.10 waktu Maninjau, acara pembukaan pun dilangsungkan. Hadir Wakil Dubes Amerika Serikat Ted Osius, Wakil Gubernur Sumatera Barat Muslim Kasim, Bupati Agam Indra Catri, diikuti sekitar 300 orang peserta dari komunitas Garuda Group Cycling Community (G2C2) se-Indonesia dan dari Bank Muamalat Indonesia (BMI).



Pemandangan di Puncak Lawang dengan latar belakang Danau Maninjau. (Foto: dokumentasi Aliem)

Tim Bank Muamalat, tampak hadir Andi Buchari dan Hendiarto, petinggi bank tersebut. Juga peserta dari masing-masing mitra kerja dan costumer, club sepeda yang terbagi dalam kelas A (21 kilometer) dan kelas B (35 kilometer). Kedua kelas ini melaju dari  titik start di hotel Nuansa Maninjau Resort.

Saat perjalanan, para peserta fun bike ini juga mengunjungi berbagai objek wisata, seperti rumah adat tua di Matur. Selain itu, peserta menikmati makan siang dengan cara makan bajamba yang notabene adalah tradisi Minangkabau.

Setelah mengunjungi rumah gadang sekaligus rest area peserta, melalui jalur on road (aspal) dengan kontur naik turun. Selanjutnya peserta diajak menuju Lawang Park,  dengan kontur menanjak yang diawali jalan aspal melintasi perkebunan tebu, dilanjutkan jalan berbalut bebatuan lepas (makadam). Setelah beristirahat di Lawang Park, peserta melanjutkan perjalanan menuju hotel Nuansa Maninjau Resort.

Sedangkan kelas A, yang juga menyusuri jalur seperti kelas B akan melanjutkan perjalanan untuk menikmati sensasi saat melibas kelok 44,  yang merupakan jalan berkelok-kelok yang tiada duanya.

Rata-rata peserta, terutama para bankir, mengaku puas dan merasa  menyatu dengan alam Minangkabau. Andi Buchari dari Bank Muamalat misalnya,  selain pribadi, pihak perusahaan yang dipimpinnyapun sangat mendukung jenis olahraga ini. Itu sebabnya, banyak karyawan bank ini ikut jadi peserta.

“Bersepeda memang sangat saya sukai selain beberapa cabang olahraga lainnya untuk sejenak meninggalkan rutinitas sebagai bankir,” kata Andi Buchari. (aliem/t)

Nur Aliem Halvaima
http://aliemhalvaima.blogspot.com 
http://kompasiana.com/daeng2011

0 komentar:

Posting Komentar