GOWES (mengayuh) pedal sepeda mengelilingi tepi Danau
Maninjau dan Puncak Lawang, Sumatera Barat, memang sungguh
mengasyikkan. Dengan panjang track sekitar 35 km, rupanya cukup banyak
menarik peminat. Baik dari berbagai daerah di nusantara ini, juga ada
yang sengaja datang dari mancanegara. Alam Minangkabau dari dulu memang
terkenal.
Seperti akhir Januari 2012 lalu misalnya, ratusan pesepeda melintasi
tepi Danau Maninjau melakukan kegiatan olah raga sambil berekreasi.
Mereka adalah rombongan pesepeda dari Jakarta yang sengaja boyongan ke
Ranah Minang mengikuti kegiatan “Tour de Maninjau 2012″, yang digelar
maskapai PT Garuda Indonesia.
Menurut bos Garuda, Emilsyah Satar, kegiatan fun bike ini, menjadi satu
dari sekian sumbangsih perusahaan penerbangan nasional, untuk ikut
mendukung pengembangan pariwisata nasional. Sekaligus merupakan
kelanjutan dari event serupa BO Medan, Makassar dan sekaligus pelantikan
pengurus G2C2 (Garuda Group Cycling Community) chapter Padang.
Kegiatan di Kabupaten Agam Sumatera Barat ini, menyuguhkan keindahan
objek wisata Danau Maninjau dan keunikan kelok 44. Pemilihan Maninjau
karena Garuda Indonesia ingin perkenalkan tujuan wisata adventure matur
kepada goweser yang datang pada TDM 2012.
Jelang pukul 07.10 waktu Maninjau, acara pembukaan pun dilangsungkan.
Hadir Wakil Dubes Amerika Serikat Ted Osius, Wakil Gubernur Sumatera
Barat Muslim Kasim, Bupati Agam Indra Catri, diikuti sekitar 300 orang
peserta dari komunitas Garuda Group Cycling Community (G2C2)
se-Indonesia dan dari Bank Muamalat Indonesia (BMI).
Pemandangan di Puncak Lawang dengan latar belakang Danau Maninjau. (Foto: dokumentasi Aliem)
Tim Bank Muamalat, tampak hadir Andi Buchari dan Hendiarto, petinggi
bank tersebut. Juga peserta dari masing-masing mitra kerja dan costumer,
club sepeda yang terbagi dalam kelas A (21 kilometer) dan kelas B (35
kilometer). Kedua kelas ini melaju dari titik start di hotel Nuansa
Maninjau Resort.
Saat perjalanan, para peserta fun bike ini juga mengunjungi berbagai
objek wisata, seperti rumah adat tua di Matur. Selain itu, peserta
menikmati makan siang dengan cara makan bajamba yang notabene adalah
tradisi Minangkabau.
Setelah mengunjungi rumah gadang sekaligus rest area peserta, melalui
jalur on road (aspal) dengan kontur naik turun. Selanjutnya peserta
diajak menuju Lawang Park, dengan kontur menanjak yang diawali jalan
aspal melintasi perkebunan tebu, dilanjutkan jalan berbalut bebatuan
lepas (makadam). Setelah beristirahat di Lawang Park, peserta
melanjutkan perjalanan menuju hotel Nuansa Maninjau Resort.
Sedangkan kelas A, yang juga menyusuri jalur seperti kelas B akan
melanjutkan perjalanan untuk menikmati sensasi saat melibas kelok 44,
yang merupakan jalan berkelok-kelok yang tiada duanya.
Rata-rata peserta, terutama para bankir, mengaku puas dan merasa
menyatu dengan alam Minangkabau. Andi Buchari dari Bank Muamalat
misalnya, selain pribadi, pihak perusahaan yang dipimpinnyapun sangat
mendukung jenis olahraga ini. Itu sebabnya, banyak karyawan bank ini
ikut jadi peserta.
“Bersepeda memang sangat saya sukai selain beberapa cabang olahraga
lainnya untuk sejenak meninggalkan rutinitas sebagai bankir,” kata Andi
Buchari. (aliem/t)
Nur Aliem Halvaima
http://aliemhalvaima.blogspot.com
http://kompasiana.com/daeng2011
Jumat, 10 Februari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar