Selasa, 06 September 2011

dari catatan facebook Nur Aliem Halvaima pada 30 September 2010 jam 18:40

Boleh percaya boleh nggak. Sejak bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan diperluas dan ditingkatkan statusnya menjadi bandara internasional -- kemudian jadi pangkalan pesawat tempur Sukoy mulai tahun 2010 ini -- banyak yang stres, terutama penduduk yg tinggal di sekitar bandara akibat suara bising mesin pesawat yg bergemuruh, nyaris setiap setengah jam.

Bayangkan saja. Ternak dan unggas peliharaan warga seperti kerbau, sapi, bebek, ayam, itik kocar-kacir lari terbirit-birit setiap kali pesawat take off atau landing. Ibu-ibu yg baru melahirkan bayi, bayinya pun gak bisa tidur pulas. Kaget dan kejang-kejang. Para kakek dan nenek, sering tdk sadar, menganggap msh jaman perang kemerdekaan. Luar biasa.

Menurut cerita orang2 di sektiar bandara, lalu dibenarkan seorang petugas bandara, sdh pernah ada protes dari puluhan orang perwakilan sejumlah perumahan di sekitar bandara.

"Mereka ada sekitar 80 orang datang ke pengelola bandara, protes soal suara pesawat yang mereka anggap berisik," kata seorang petugas bandara. Untungnya, laporan dan protesnya gak sampai ke pengelola bandara, hanya tertahan di bagian sekuriti doang hingga tidak sempat terekspose di masmedia hehehe...

"Sudah banyakmi puang yang mau jualki rumahnya. Indak tahangi beng dengan suara mesin pesawat, siang malam," kata seorang warga, saat melapor ke petugas bandara.

Dan yang lebih luar biasa lagi -- dan ini dia yg paling merasakan namanya stres -- konon sampai sekarang masih banyak warga yang belum dituntaskan ganti rugi tanahnya setelah terkena proyek perluasan bandara. Nah loh? Sayang, sy hanya kebetulan mudik lebaran dan sempat nginap di rumah keluarga di sekitar bandara. Tidak banyak informasi dan cerita seputar bandara sy peroleh lagi, sebab, setelah mereka "curhat", sy pun balik ke Jakarta. (30/09/2010)

 

Mungkin beginilah kondisinya jika pesawat mau mendarat atau terbang. Sekedar illustrasilah...

0 komentar:

Posting Komentar