Minggu, 30 Oktober 2011

KOMENTAR DARI FACEBOOKER SETELAH BERITA INI 
JADI BAHAN DISKUSI DI CITIZEN JOURNALISM PWI JAYA
Berita yg ditulis Kompas.com ini (juga Detik.com, Republika.com, Tribunnews, Okezon) sungguh menghebohkan, terutama bagi pribadi Wali Kota Jakarta Timur Murdhani. Pasalnya karena judul berita menggunakan kata "Pejabat Kantor Wali Kota Jaktim" -- yang menurut ybs -- seolah-olah pelakunya adalah walikota. Padahal yang dimaksud -- sesuai yg ada dalam tubuh berita -- Amir, Kasi Postel, Sudin Kominfomas, Kantor Wali Kota Jakarta Timur. Ini menarik didiskusikan. Menurut Anda bagaimana?
· · · 22 Oktober jam 9:47


    • Arvin Hardian tulisan kompas sdh akurat....kalimat atau kata yg akan didiskusikan adlah "seolah~olah', Hal tersebt tidak perlu kita diskusikan, sebab kita akan terjebak dlm hal2 yg tdk produktif
      22 Oktober jam 11:03 melalui seluler · · 1 orang

    • Lukmanulhakim Gumay Pak Wali nggak perlu kebakaranjenggot, karena dalam berita jelas siapa pejabatnya. Pembaca tidak hanya membaca judul.
      22 Oktober jam 11:18 ·

    • Edwin Tirani Pak Wali kok kurang pandai berbahasa Indonesia yaaak
      22 Oktober jam 11:33 melalui seluler ·

    • D.A. Allison Kayaknya beritanya sudah lumayan lurus, kok, itu, Bang...
      22 Oktober jam 12:11 ·

    • Hasanudin Siregar judulnya dong ... hrs jelas sesuai fungsinya
      22 Oktober jam 15:57 ·

    • Bambang PrakusoBsm Ya... sebaiknya wartawan menghindarkan istilah yang bersayap dan bisa menimbulkan penafsiran yang keliru. Waktu saya jadi wartawan saya tidak pernah perduli dengan kalimat seperti itu. Tapi ketika saya berada di pihak yang diberitakan kita baru melihat bahwa kata atau istilah yang bersayap dan bisa menimbulan intreprestasi lain itu bisa berakibat fatal bagi yang diberitakan. Seorang pejabat bisa ditegur atau dipindahkan gara-gara itu... Seorang yang tidak bersalah bisa mendapatkan nama buruk. Ketika mereka menderita akibat pemberitaan... pedulikah wartawan? Tidak. Sebuah pemberitaan yang salah interprestasi dari wartawan pernah menurunkan penjualan perusahaan sampai hampir 50%, banyak yang di PHK dan dirumahkan. Pedulikah wartawan? Tidak.
      23 Oktober jam 12:42 · · 2 orang

    • Nur Aliem Halvaima Lukmanulhakim Gumay : Harusnya begitu.....
      25 Oktober jam 8:13 ·

    • Nur Aliem Halvaima Edwin Tirani : waktu pelajaran bhs indonesia, pak wali gak masuk he3x
      25 Oktober jam 8:15 ·

    • Nur Aliem Halvaima Arvin Hardian : kalimat "seolah-olah" itu adalah pengantar dari saya, gak usah jadi beban utk didiskusikan. Itu sesuai pernyataan Sekertaris Kota Jakarta Timur, Husein Murad mengutip "kekesalan" pak wali akan judul berita tersebut...
      25 Oktober jam 8:17 ·

    • Nur Aliem Halvaima D.A. Allison : isi berita memang sudah lurus, yg dipersoalkan pak wali, judulnya itu loh. Kenapa tidak lgs saja menyebut "Kasi Postel Jaktim Tampar Wanita CPNS" , knp mesti kalimat "Pejabat Kantor Wali Kota Jaktim"... itu saja koq yang dipersoalkan..
      25 Oktober jam 8:21 · · 1 orang

    • Nur Aliem Halvaima Bambang PrakusoBsm : Setuju pak, saya juga wartawan dan masih aktif sampai sekarang. Sesuai pengalaman, yang berwenang memberi judul biasanya editor, redaktur, sedang dari reporter/wartawan di lapangan cukup nulis beritanya. Kalau hrs ikut beri judul, hanya utk memudahkan editor/redaktur memahami isi berita scr keseluruhan...
      25 Oktober jam 8:25 ·

    • Raden Tubuy ”setuju buanget dgn pak Lukmanulhakim Gumay, pak Mur-gak perlu spt kebakaran jenggot lah... Yg benar pasti dlm lindunganNya. Dan yg salah, insyaAllah akan muncul kepermukaan.
      25 Oktober jam 8:30 melalui seluler · · 1 orang

    • Mamat Jagoan wartawannya nggak sekolah jurnalistik, jadi asal ngetik, beritanya cuman bahan menggelitik, karena kebanyakan titik-titik..... Koran kudu seleksi awaknya agar jangan jadi bahan tertawaan dan cercaan
      25 Oktober jam 8:49 · · 1 orang

    • D.A. Allison Bang Nur Aliem Halvaima, jangan-jangan wartawannya sudah nulis judul seperti yang Bang Nur sarankan. Tapi, kan, ada semacam sindrom di kebanyakan redaktur, yaitu tidak sreg kalau tidak mengubah judul yang dituliskan reporternya... akhirnya berujung pada judul yang dilunakkan.
      25 Oktober jam 9:18 ·

    • Muhamad Furkon Judul beritanya tidak tepat....Tp...klo ini bisa mengusik pimpinan walikota Jaktim atas tindakan kekerasan yg dialami Reiny (CPNS) yg dilakukan oleh Amir, Kasi Postel Jaktim....boleh juga tuh, biar yg namanya Amir tsb...kena sanksi
      26 Oktober jam 10:47 melalui · · 1 orang

2 komentar: