Dampak Sertifikasi: Pendidikan Indonesia Mengalahkan Finlandia
OPINI | 14 January 2012 | 09:25 72 2 1 dari 1 Kompasianer menilai bermanfaat
Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, mengatur mengenai guru
sebagai tenaga profesional. Sertifikasi merupakan proses pengakuan
profesionalitas guru, guru yang memenuhi kompetensi sesuai yang
disyaratkan berhak memperoleh sertifikat profesi pendidik dan
mendapatkan tunjangan profesi yang besarnya satu kali gaji pokok. Meski
menuai berbagai pro dan kontra, proses sertifikasi tetap dijalankan
dengan berbagai perbaikan pada sistemnya. Tunjangan profesi guru yang
diberikan kepada guru yang lolos sertifikasi telah berhasil meningkatkan
kesejahteraan dan martabat guru, meski diakui belum berhasil
meningkatkan profesionalisme guru.
Seorang widyaiswara LPMP Jawa Tengah, bapak Mulyadi HP, pernah menceritakan mengenai latar belakang diadakannya sertifikasi guru. Satu hal yang saya simpulkan adalah sertifikasi guru bertujuan meningkatkan daya jual profesi guru agar diminati oleh masyarakat, sehingga fakultas kependidikan bukan hanya menjadi jujugan alternatif tetapi menjadi tujuan utama, lulusan-lulusan terbaik sekolah menengah akan berlomba-lomba mendaftarkan dirinya menjadi guru.
Proses berjalannya sertifikasi guru memang tidak mulus, aroma kecurangan masih terendus, rasa ketidakpuasan masih terlontar, dan kecemburuan sosial makin meningkat. Tetapi satu hal menggembirakan telah terjadi, sebuah efek iringan yang menyertai meningkatkannya kesejahteraan dan martabat guru adalah mendongkrak minat masyarakat menekuni profesi guru. Peminat fakultas kependidikan mulai membludak, fakultas kependidikan menjadi jujugan favorit menggeser dominasi fakultas-fakultas lain yang semula difavoritkan. Membludaknya calon mahasiswa memungkinkan diadakannya seleksi, sehingga diperoleh calon-calon mahasiswa yang terbaik. Meski demikian proses rekrutmen guru masih mendapatkan sorotan. Rohmani , anggota Komisi X DPR RI mengatakan mekanisme rekrutmen guru perlu diperketat dan diperbaiki (kompas.com), pembenahan sistem rekrutmen guru harus ditempuh untuk mendapatkan guru yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas untuk melahirkan generasi yang terbaik.
Diakui atau tidak, hasil uji kompetensi guru telah menunjukkan kondisi SDM yang rendah. Guru masa kini merupakan produk masa lalu, saat profesi guru bukanlah profesi yang diminati dalam dunia yang materialistis karena memang tidak menjanjikan materi berlebih, sehingga bukan hal yang aneh jika input fakultas kependidikan adalah lapis ke sekian. Lulusan-lulusan terbaik sekolah menengah lebih tertarik menekuni profesi yang lebih menjanjikan secara finansial. Hal ini bertolak belakang dengan kondisi di Finlandia. Finlandia merupakan negara dengan mutu pendidikan terbaik di dunia. Di sana, profesi guru merupakan profesi yang diminati, lulusan-lulusan terbaiklah yang bisa menjadi guru. Damianus Bilo mengatakan bahwa di Finlandia, guru yang semuanya tamatan S2 merupakan pilihan yang dipilih dari sepuluh peringkat teratas lulusan universitas. Orang merasa lebih terhormat jadi guru daripada jadi dokter atau insinyur.
Guru memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan pendidikan, tapi guru merupakan faktor utama yang dapat mendongkrak keberhasilan pendidikan. Pendidikan memang tidak memberikan hasil instan, tapi merupakan investasi jangka panjang. Saya berpendapat bahwa dampak sertifikasi adalah 20 tahun ke depan pendidikan di Indonesia dapat mengalahkan Finlandia. Dengan regenerasi, guru-guru yang sekarang hanya sekedar mendapat label profesional akan digantikan oleh guru-guru yang benar-benar profesional. Dengan adanya magnet sertifikasi adalah sebuah keniscayaan pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik lagi. Memang ini adalah sebuah mimpi, tapi ini adalah sebuah mimpi indah yang penuh gairah semangat optimisme, sebuah visi dalam menyikapi dampak positif sertifikasi.**
Sumber: Artikel YATI KURNIAWATI
http://edukasi.kompasiana.com/2012/01/14/dampak-sertifikasi-pendidikan-indonesia-mengalahkan-finlandia/
Seorang widyaiswara LPMP Jawa Tengah, bapak Mulyadi HP, pernah menceritakan mengenai latar belakang diadakannya sertifikasi guru. Satu hal yang saya simpulkan adalah sertifikasi guru bertujuan meningkatkan daya jual profesi guru agar diminati oleh masyarakat, sehingga fakultas kependidikan bukan hanya menjadi jujugan alternatif tetapi menjadi tujuan utama, lulusan-lulusan terbaik sekolah menengah akan berlomba-lomba mendaftarkan dirinya menjadi guru.
Proses berjalannya sertifikasi guru memang tidak mulus, aroma kecurangan masih terendus, rasa ketidakpuasan masih terlontar, dan kecemburuan sosial makin meningkat. Tetapi satu hal menggembirakan telah terjadi, sebuah efek iringan yang menyertai meningkatkannya kesejahteraan dan martabat guru adalah mendongkrak minat masyarakat menekuni profesi guru. Peminat fakultas kependidikan mulai membludak, fakultas kependidikan menjadi jujugan favorit menggeser dominasi fakultas-fakultas lain yang semula difavoritkan. Membludaknya calon mahasiswa memungkinkan diadakannya seleksi, sehingga diperoleh calon-calon mahasiswa yang terbaik. Meski demikian proses rekrutmen guru masih mendapatkan sorotan. Rohmani , anggota Komisi X DPR RI mengatakan mekanisme rekrutmen guru perlu diperketat dan diperbaiki (kompas.com), pembenahan sistem rekrutmen guru harus ditempuh untuk mendapatkan guru yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas untuk melahirkan generasi yang terbaik.
Diakui atau tidak, hasil uji kompetensi guru telah menunjukkan kondisi SDM yang rendah. Guru masa kini merupakan produk masa lalu, saat profesi guru bukanlah profesi yang diminati dalam dunia yang materialistis karena memang tidak menjanjikan materi berlebih, sehingga bukan hal yang aneh jika input fakultas kependidikan adalah lapis ke sekian. Lulusan-lulusan terbaik sekolah menengah lebih tertarik menekuni profesi yang lebih menjanjikan secara finansial. Hal ini bertolak belakang dengan kondisi di Finlandia. Finlandia merupakan negara dengan mutu pendidikan terbaik di dunia. Di sana, profesi guru merupakan profesi yang diminati, lulusan-lulusan terbaiklah yang bisa menjadi guru. Damianus Bilo mengatakan bahwa di Finlandia, guru yang semuanya tamatan S2 merupakan pilihan yang dipilih dari sepuluh peringkat teratas lulusan universitas. Orang merasa lebih terhormat jadi guru daripada jadi dokter atau insinyur.
Guru memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan pendidikan, tapi guru merupakan faktor utama yang dapat mendongkrak keberhasilan pendidikan. Pendidikan memang tidak memberikan hasil instan, tapi merupakan investasi jangka panjang. Saya berpendapat bahwa dampak sertifikasi adalah 20 tahun ke depan pendidikan di Indonesia dapat mengalahkan Finlandia. Dengan regenerasi, guru-guru yang sekarang hanya sekedar mendapat label profesional akan digantikan oleh guru-guru yang benar-benar profesional. Dengan adanya magnet sertifikasi adalah sebuah keniscayaan pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik lagi. Memang ini adalah sebuah mimpi, tapi ini adalah sebuah mimpi indah yang penuh gairah semangat optimisme, sebuah visi dalam menyikapi dampak positif sertifikasi.**
Sumber: Artikel YATI KURNIAWATI
http://edukasi.kompasiana.com/2012/01/14/dampak-sertifikasi-pendidikan-indonesia-mengalahkan-finlandia/
KOMENTAR BERDASARKAN :
-
14 January 2012 10:18:34subhanallah, ibu, saya suka, saya benar benar suka tulisan ibu ini
Sumiarti Haryanto - 14 January 2012 10:22:09kebetulan saya sudah tersertifikasi mbak Yati… Kayaknya ada pengaruh untuk semakin baik loh.. Paling tidak, ada sedikit beban ekonomi yang terselesaikan…
nur aliem halvaima - 14 January 2012 11:04:47Numpang share bu….. mohon izin utk copi paste tulisan ibu untk bahan backround artikel saya..di:
http://edukasi.kompasiana.com/2012/01/11/sertifikasi-guru-hanya-sekedar-untuk-nambah-gaji/ dan
http://aliemhalvaima.blogspot.com/2012/01/sertifikasi-guru-hanya-sekedar-untuk.html
Terima kasih Bapak, sudah dishare tulisan saya. Tapi sekarang linknya diganti sama admin menjadi http://edukasi.kompasiana.com/2012/01/14/dampak-sertifikasi-pendidikan-indonesia-kalah-dari-finlandia/
BalasHapusTulisan tersebut menjadi headlines tapi judulnya diganti oleh admin.