JAKARTA -- Wartawan yang sehari-hari meliput kegiatan di lingkungan kantor Walikota Jakarta
Timur, memprotes keras dan menuding oknum anggota Pengamanan Dalam (Pamdal) telah bersikap arogan dan bergaya "preman" dalam bertugas, terutama menghadapi tamu yang datang ke kantor walikota.
"Sikap oknum Pamdal terlalu berlebihan. Di kantor polisi atau di komplek ABRI sendiri, jika menghadapi tamu yang datang masih cukup ramah, nggak seperti anggota Pamdal yang tengil dan sok jagoan," protes Rio Manik, wartawan SUN TV.
Kekesalan tersebut, ditumpahkan Rio bersama dua rekannya, Vorchae Sitompul (Mingguan Cakrawala) dan Karta (Kompas TV) di depan Kasubag Pemberitaan Kominfomas Gatut dan Kasubag Rumah Tangga Dedy, di ruang Kominfomas Jaktim, Rabu (28/4) pagi, beberapa saat setelah keributan antara Pamdal dengan wartawan.
Gatut dan Dedy semula berusaha ingin mendamaikan pihak wartawan dengan petugas Pamdal di ruang Kominfomas di lantai 8, namun gagal karena Rio dan teman wartawan keberatan. Alasannya, petugas berseragam biru yang mereka nilai arogan tersebut, tiba-tiba izin pulang dan terkesan tidak mau berdamai.
Beberapa jam kemudian, Kasubag Pemberitaan Gatut, mendampingi ke-3 wartawan tersebut menemui Asisten Pemerintahan Husein Murad dan meminta wartawan lain tetap tinggal di ruang humas. Walikota Murdhani sendiri saat dikonfirmasi melalui telepon seluler maupun pesan singkat (SMS), tidak merespon hingga pertemuan bubar.
"Mereka sudah berdamai," kata Husein Murad melalui SMS, tanpa menjelaskan siapa yang dimaksud "mereka" dan bagaimana bentuk dari ungkapan "berdamai" itu. Kasubag Pemberitaan Gatut, juga berkomentar singkat via SMS. "ya, sudah damai".
Menurut Rio, keributan berawal saat kedatangannya untuk meliput dua kegiatan Walikota Murdhani di halaman kantor walikota. Pertama, acara pemberian bantuan dari Bazis Jaktim kepada petugas kebersihan, dan kedua pelepasan petugas Sensus Penduduk tahun 2010.
Selesai memarkir motornya, wartawan SUN TV Rio yang datang berboncengan dengan rekannya Vorchae Sitompul dari Cakrawala, buru-buru menuju lapangan upacara. Tapi entah salah apa, tiba-tiba keduanya dipanggil secara kasar oleh dua oknum petugas Pamdal, Jecky dan Hambali. Mereka ditanya identitas dan keperluannya berada di kantor walikota.
Meski sudah sempat adu mulut, namun kedua pihak saling minta maaf dan bermaksud segera melakukan peliputan. Tapi entah dari mana, tiba-tiba anggota Pamdal lainnya, Apriadi yang mengaku sebagai Komandan Pleton (Danton), "menyeruduk" muka Rio menggunakan kepala. Tidak puas, Apriadi mengulangi dengan mendorong kepala Rio. (aliem)
Timur, memprotes keras dan menuding oknum anggota Pengamanan Dalam (Pamdal) telah bersikap arogan dan bergaya "preman" dalam bertugas, terutama menghadapi tamu yang datang ke kantor walikota.
"Sikap oknum Pamdal terlalu berlebihan. Di kantor polisi atau di komplek ABRI sendiri, jika menghadapi tamu yang datang masih cukup ramah, nggak seperti anggota Pamdal yang tengil dan sok jagoan," protes Rio Manik, wartawan SUN TV.
Kekesalan tersebut, ditumpahkan Rio bersama dua rekannya, Vorchae Sitompul (Mingguan Cakrawala) dan Karta (Kompas TV) di depan Kasubag Pemberitaan Kominfomas Gatut dan Kasubag Rumah Tangga Dedy, di ruang Kominfomas Jaktim, Rabu (28/4) pagi, beberapa saat setelah keributan antara Pamdal dengan wartawan.
Gatut dan Dedy semula berusaha ingin mendamaikan pihak wartawan dengan petugas Pamdal di ruang Kominfomas di lantai 8, namun gagal karena Rio dan teman wartawan keberatan. Alasannya, petugas berseragam biru yang mereka nilai arogan tersebut, tiba-tiba izin pulang dan terkesan tidak mau berdamai.
Beberapa jam kemudian, Kasubag Pemberitaan Gatut, mendampingi ke-3 wartawan tersebut menemui Asisten Pemerintahan Husein Murad dan meminta wartawan lain tetap tinggal di ruang humas. Walikota Murdhani sendiri saat dikonfirmasi melalui telepon seluler maupun pesan singkat (SMS), tidak merespon hingga pertemuan bubar.
"Mereka sudah berdamai," kata Husein Murad melalui SMS, tanpa menjelaskan siapa yang dimaksud "mereka" dan bagaimana bentuk dari ungkapan "berdamai" itu. Kasubag Pemberitaan Gatut, juga berkomentar singkat via SMS. "ya, sudah damai".
Menurut Rio, keributan berawal saat kedatangannya untuk meliput dua kegiatan Walikota Murdhani di halaman kantor walikota. Pertama, acara pemberian bantuan dari Bazis Jaktim kepada petugas kebersihan, dan kedua pelepasan petugas Sensus Penduduk tahun 2010.
Selesai memarkir motornya, wartawan SUN TV Rio yang datang berboncengan dengan rekannya Vorchae Sitompul dari Cakrawala, buru-buru menuju lapangan upacara. Tapi entah salah apa, tiba-tiba keduanya dipanggil secara kasar oleh dua oknum petugas Pamdal, Jecky dan Hambali. Mereka ditanya identitas dan keperluannya berada di kantor walikota.
Meski sudah sempat adu mulut, namun kedua pihak saling minta maaf dan bermaksud segera melakukan peliputan. Tapi entah dari mana, tiba-tiba anggota Pamdal lainnya, Apriadi yang mengaku sebagai Komandan Pleton (Danton), "menyeruduk" muka Rio menggunakan kepala. Tidak puas, Apriadi mengulangi dengan mendorong kepala Rio. (aliem)
Bang halim trims banget atas dukungannya & saya sdh lapor polres dan Sdang ditindak lanjuti.trim bang.Rio Manik.SUNTV
BalasHapusOK. Saya menunggu perkembangan selanjutnya. Tolong foto copy laporan pengaduannya untuk saya, biar lebih memudahkan memantaunya. Sekali lagi, kalau diperlukan, saya setiap waktu siap membantu dan siap menjadi saksi.....Salam buat Bang Donal Simamora....
BalasHapus