Selasa, 25 Mei 2010

Isteri Walikota Bekasi yang juga Ketua Tim PPKK Kota Bekasi, Sumiyati Mochtar Muhamad
bergambar bersama ibu PKK RW 018 Perumahan Wisma Jaya, Duren Jaya, Bekasi Timur saat mengunjungi daerah tersebut.


BEKASI -- Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bekasi, Hj Sumiyati Mochtar Muhamad, minta kepada camat dan lurah agar peduli terhadap setiap permasalahan menyangkut keluarga di wilayahnya, khususnya tindak kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Jangan sampai kita kecolongan seperti selama ini. Kita baru tahu ada kejadian kekerasan dalam rumah tangga, sesudah kasusnya terekspose di mass media, kata Sumiyati Mochtar Muhamad.

Permintaan tersebut disampaikan Ketua TPP PKK Kota Bekasi, Ny Sumiyati Mochtar Muhamad, menjawab pertanyaan Harian Terbit, Selasa (25/05), terkait sejumlah kasus KDRT yang mencuat belakangan ini di Kota Bekasi.

Kasus terbaru, penelantaran 5 anak : Deva (3 bulan), Devi (3 bulan), Steven (8), Glend (7), Marsyanda (2) oleh orangtuanya (Caroline-Agus Wahyudi). Sebelumnya seorang anak menderita luka melepuh setelah disetrika oleh orang tuanya.

Menurut Sumiyati, pihaknya beberapa kali mendapat pertanyaan dari Komnas Perlindungan Anak yang diketuai Seto Mulyadi meminta klarifikasi terkait kasus kekerasan dalam rumah tangga tersebut.

Seharusnya, kasus tersebut tidak perlu muncul di mass media kalau kita sebagai kader PKK mampu menyelesaikan, minimal ikut menangani agar tidak sampai melebar ke ranah hukum, kata Sumiyati.

Karena itu saat menyertai Tim Penilai Pelaksana 10 Program Pokok PKK dan Tim Bina Wilayah Tingkat Kota Bekasi Tahun 2010, melakukan kunjungan ke Kelurahan Duren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Selasa (25/05), Sumiyati kembali mengingatkan camat dan lurah.

Kalau bisa, korban maupun pelaku melapor kepada kita, sehingga tidak perlu harus berurusan dan mengadu ke polisi, kata Sumiyati kepada Camat Bekasi Timur Cecep Muntasar, dan Lurah Duren Jaya Lukmanul Hakim.

Umumnya kasus KDRT di wilayahnya selama ini, kata isteri Walikota Bekasi ini, dipicu oleh kondisi latar belakang ekonomi keluarga yang kurang beruntung.

Berdasarkan pendataan Pemkot Bekasi tahun 2009, masih terdapat 25.860 KK yang tergolong keluarga miskin dan 350 KK tercatat sebagai keluarga pra sejahtera.

Karena itu, tantangan terberat saat ini bagi PKK dan kader, karena masih sering terjadinya gejolak sosial seperti masih sering terjadinya tindak kekerasan dalam rumah tangga, aksi tawuran, narkoba, kenakalan remaja.

Ini berarti bahwa program PKK belum optimal dilaksanakan, padahal seharusnya sudah jadi kebutuhan bagi keluarga, kata Sumiyati. (aliem)

0 komentar:

Posting Komentar