Minggu, 05 September 2010

MAKIN PARAH, KEMACETAN
LALIN DI KOTA BEKASI

BEKASI -- Sejumlah titik rawan kemacetan di sejumlah jalan di Kota Bekasi, saat ini semakin parah, khususnya jalur menuju pusat-pusat perberlanjaan menjelang lebaran Idul Fitri. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya angkutan kota (angkot) yang "ngetem" menaikkan dan menurunkan penumpang, termasuk ojek motor.

"Kalau pagi saat mau berangkat kerja, terlambat sedikit pasti sudah tidak bisa mengejar jam kantor. Setelah tahu kondisi kemacetan begini, saya sering berangkat subuh," kata Saulani, karyawati perusahaan penyedia jasa kartu HP prabayar di Mega Kuningan, yang tinggal di Perumahan Bekasi Timur Regency.

"Penataan kota Bekasi terutama jalan protokol dan akses menuju pusat perbelanjaan, kelihatan tidak terkontrol. Lihat saja mal-mal terus dibangun, persawahan yang semula lahan resapan air disulap jadi gedung bertingkat, sementar jalan akses juga tidak bertambah," kata Agustin Lumbang Gaol, pengacara yang berkantor di Jakarta dan tinggal di Perumahan Harapan Indah.

"Kota Bekasi lima tahun ke depan, bisa menyaingi parahnya kemacetan arus lalulintas Jakarta jika terlambat dibenahi. Sekarang saja sudah mulai terasa. Rencana pembangunan jalan layang yang melintasi depan GOR Bekasi dan di Bulak Kapal melintas rel KA, agaknya tidak bakalan menolong," kata Ipul Sakiful, pegawai Kementrian PU yang mengaku setiap hari Bekasi-Blok M mengendarai kendaraan pribadi.

Berdasarkan pantauan Harian Terbit, Minggu (5/9), jalan yang termasuk padat dan rawan kemacetan tersebut, terdapat di tengah kota maupun jalan akses di pinggir kota terutama menjelang dan di sekitar pusat perdagangan. Petugas Polantas Polres Metro Bekasi sendiri, tampak kewalahan mengatur lalulintas.

Jalan tersebut antara lain Jalan Ir Juanda dari arah Tambun, memasuki pintu gerbang Perbatasan Kabupaten Bekasi menuju Kota Bekasi. Melewati ruas jalan ini, sepanjang jalan memang terdapat mal dan pusat perbelanjaan.

Menjelang Bulak Kapal, Bekasi Timur, terutama di depan Taman Makam Pahlawan, sejumlah angkot seperti Koperasi Angkutan Bekasi (Koasi), ELF sejenis mikrobus trayek Cikarang-Kota Bekasi, bus tiga perempat trayek Cikarang-Pulogadung, taksi, bus Mayasari dan PPD tampak "ngetem" tak jauh dari persimpangan lampu merah.

Kemacetan juga terlihat menjelang mal Bekasi Trade Centre (BTC) hingga ke pintu gerbang Tol Bekasi Timur. Di depan mal, bus, angkot berhenti seenaknya menaikkan dan menurunkan penumpang. Sepanjang Kali Malang, kendaraan juga merayap dari Tambun ke Kota Bekasi, begitu juga sebaliknya.

Sementara menjelang pintu gerbang Tol Bekasi Barat, antrian kendaraan juga terjadi. Mulai dari persimpangan Rawa Panjang, Kemang Pratama Bekasi Selatan, depan Bekasi Square, Mega Mal Giant, Metropolitan Mal, persimpangan Kali Malang, hingga jalur protokol Jl Achmad Yani depan stadion dan GOR Bekasi.

Di dalam Kota Bekasi, kemacetan terjadi sepanjang jalan menjelang Stasiun KA Bulan-Bulan, putaran bekas patung lele hingga pasar proyek. Sepanjang jalan ini selain banyak persimpangan, pintu perlintasan kereta api, kemacetan dipicu oleh angkot dan ojek yang "ngetem". Uniknya, kemacetan juga terjadi di depan kantor Polres Metro Bekasi, Pengadilan dan Kejaksaan Kota Bekasi.

Kemacetan terparah, terlihat di sepanjang Jl Jenderal Sudirman, dari arah GOR Bekasi menuju Kranji, Pondok Ungu, Bekasi Utara, terutama di depan Grand Mal, depan Pertokoan Kranji. Antrian kendaraan bisa mencapai 2-3 kilometer, padahal sudah ada jalan layang fly over Kranji. (aliem)

0 komentar:

Posting Komentar