Sabtu, 06 November 2010



RAZIA RUMAH KOS -- Sejumlah rumah kos di Kelurahan Palmeriam, Matraman, Jakarta Timur dirazia petugas dari unsur Koramil, Satpol PP, Polsek, tokoh masyarakat dan pengurus RT/RW dipimpin Lurah Palmeriam Drs Suherman Msi. foto: NUR ALIEM


Warga asing keburu kabur
DIRAZIA, RUMAH KOS
OPERASI SECARA LIAR

JAKARTA -- Banyak rumah kos di Kelurahan Palmeriam, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur yang beroperasi secara liar. Penghuninya tidak memiliki KTP DKI Jakarta, dan keberadaan rumah kos termasuk
penghuninya tidak pernah dilaporkan ke pengurus RT/RW setempat.

Maraknya rumah kos bermasalah ini, terungkap saat pihak Kelurahan Palmeriam menggelar Operasi Penertiban Perizinan Rumah Kos dan Kependudukan/Catatan Sipil selama sepekan, melibatkan elemen
masyarakat dan aparat dari berbagai unsur.

"Operasi kependudukan di rumah kos yang dilakukan malam hari ini, sebagai langkah antisipasi kemungkinan adanya penyusupan, terorisme khususnya di Kelurahan Palmeriam atau di DKI Jakarta secara
umum," kata Lurah Palmeriam, Suherman kepada Harian Terbit, Selasa (26/10).

Selain penghuni pribumi, petugas operasi juga menyisir beberapa warga asing yang tinggal di rumah-rumah kos, mengantisipasi menyusupnya orang tidak dikenal atau kelompok teroris di tengah pemukiman warga.
Menurut Babinkamtibmas Kelurahan Palmeriam, Aiptu Mustofa, keberadaan warga asing ini sudah lama dikeluhkan warga. Pasalnya, ketenangan mereka sering terganggu, apalagi karena warga asing tersebut diduga sering mengkonsumsi obat terlarang dan pesta narkoba.

"Sewaktu operasi digelar malam hari, entah mengapa tiba-tiba mereka menghilang saat dirazia di tiap kamar kos," kata Mustofa. Hal ini dibenarkan Heri Wibowo, Kasatpol PP Palmeriam yang mengaku sudah
"mengubek-ubek" rumah kos yang diduga dihuni warga asing di RW 02 dan 03.

"Banyak kos-kosan yang dihuni pasangan gelap dan berlawan jenis. Kata warga, mereka itu pasangan kumpul kebo. Disayangkan karena para pemilik kos juga tidak pernah melapor keberadaan tamunya ke
pengurus RT/RW," kata Heri Wibowo.

Berdasarkan pantauan Harian Terbit yang mengikuti operasi ini, petugas hanya menemukan banyak kamar kos yang kosong. Kalaupun ada penghuninya, yang bersangkutan tidak memiliki kartu identitas,
hanya memegang KTP daerah asal, pasangan "kumpul kebo". Sementara warga asingnya entah "ngacir" kemana. Diduga operasi ini bocor.

Menurut Lurah Suherman, operasi ini digelar sesuai anjuran Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan Walikota Jakarta Timur Murdhani untuk selalu menjaga keamanan dan ketenangan wilayah dari gangguan
sosial dan kegiatan negatif serta menyusupnya orang tidak dikenal.

"Operasi ini diagendakan berlangsung selama 5 hari atas permintaan masyarakat melalui pengurus RW, sudah 2 kali digelar, manfaatnya sangat dirasakan warga. Misalnya di Jalan Matraman Raya yang selama ini dikenal daerah tawuran dan arena balapan motor secara liar, sudah tidak ada lagi sejak operasi gencar dilakukan,"
kata mantan staf Humas Walikota Jaktim ini. (aliem)

0 komentar:

Posting Komentar