Kamis, 20 Oktober 2011

    APA yang terjadi bila wartawan melakukan perjalanan wisata keluarga? Cuma satu kata yang pas untuk menggambarkannya: Heboh. Betapa tidak, wartawan berkumpul hanya dua-tiga orang saja sudah heboh, apalagi puluhan orang lengkap dengan anggota keluarga masing-masing?

    Kesan itulah yang terekam Harian Terbit saat ikut menyertai 'Pena Timur' -- kelompok wartawan media cetak, online dan elektronik di Jakarta Timur -- melakukan perjalanan wisata keluarga selama tiga hari (14-16 Oktober 2011) lalu. Obyek wisata yang dituju, Situ Patenggang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

    "Keakraban sangat kental, padahal banyak di antara anggota keluarga dari kami yang baru sekarang ini bertemu. Ini sekaligus jadi wadah mempererat tali silaturahmi sesama keluarga wartawan," kata Gatot Ari Pratika (SCTV) yang diamni oleh Stefanus Wangge (Metro TV), dua jurnalis yang dituakan dari kelompok 'Pena Timur'.

    Maka, tak ada batas pemisah di antara mereka. Yang lebih tua mengayomi yang lebih muda. Meski tentu saja, sangat manusia kalau kadang-kadang "yunior" jadi sasaran candaan dari "senior"-nya, terutama yang masih "jomblo" alias tak punya pasangan. Yang disebut terakhir ini, sama nasibnya dengan mereka yang tak sempat membawa anak-istri.

    Suasana yang semula terasa beku karena belum saling mengenal di antara sesama anggota keluarga, langsung mencair sejak mereka mulai berkumpul di halaman Polsek Pulogadung, Jumat (14/10) malam. Di tempat inilah "Pena Timur' mempersiapkan keberangkatan mereka menuju lokasi obyek wisata Situ Patenggang.

    "Perjalanan ini menjadi lancar, tidak lain karena berkat dukungan partisipasi sepenuhnya dari Pak Kapolsek Pulogadung Kompol Ary Purwanto dan Pak Kapolsek Jatinegara Kompol Dewoto. Bus Kowanbisata dengan 30 sit ini misalnya, bantuan dari Kapolsek Pulogadung," kata Noerito, wartawan Beritajakarta.com, media online Pemprov DKI, yang menjadi penanggungjawab wisata keluarga ini.

    Perjalanan wisata keluarga jurnalis ini pun, kemudian dimulai. Situasi tengah malam buta, sekitar pukul 23.00 WIB, saat bus Kowanbisata membawa rombongan meninggalkan Jakarta Timur melintasi jalan Tol Tanjung Priok-Cawang, Tol Jakarta-Cikampek, Tol Cipularang.

    Sabtu dini hari, rombongan tiba di Situ Patenggang. Dengan kondisi tubuh menggigil karena kedinginan, satu-persatu ambruk di atas kasur karena kelelahan selama perjalanan. Villa tempat rombongan menginap, persis di pinggir danau menghadap langsung ke Situ Patenggang.

    Dinginnya udara Situ Patenggang (situ berarti danau dalam Bahasa Sunda), mungkin karena lokasinya berada di dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 1600 meter dari permukaan laut dan berada di kaki Gunung Patuha.

    Tepatnya di bagian selatan kota Bandung di Ciwidey. Untuk mengunjungi tempat ini, Anda bisa keluar dari pintu tol Kopo atau Buah Batu lalu menuju ke arah selatan Bandung. Perkebunan strawberry yang ada di sepanjang perjalanan, dapat pula menambah daya tarik daerah wisata ini.

    Selama di lokasi, rombongan seperti larut dengan suasana pegunungan. Terlebih saat menikmati danau di atas perahu berwarna terang sambil mengunjungi sebuah pulau di tengah danau. Obyek favorit, adalah lokasi Batu Cinta.

    Menurut legenda Jawa Barat, di tempat inilah Ki Santang dan Dewi Rengganis, sepasang kekasih yang harus melewati perjalanan sulit dalam percintaan mereka, akhirnya bertemu kembali di tempat ini, setelah sebelumnya terpisah. Air yang mengisi danau ini menurut mitos masyarakat Patengan berasal dari deraian air mata kedua manusia tersebut. Beberapa orang juga menyebut Situ Patenggang sebagai Situ Penganten.

    "Masyarakat di sini percaya, bahwa jika mengunjungi Batu Cinta bersama pasangan, maka hubungan pasangan tersebut akan langgeng," kata Suleman, tukang perahu yang membawa rombongan ke Batu Cinta. Maka pernyataan Kang Sule ini, spontan jadi bahan candaan jurnalis yang masih jomblo.       

    "Makanya, jangan lama-lama membujang, kawinlah cepat hehe..." goda Steve kepada Julian (Pos Kota) dan Jenda (Sinar Harapan). Kedua jurnalis muda ini, memang belum berkeluarga. Kena deh... (aliem)

(*Tulisan ini dimuat di HARIAN TERBIT hal 14 (Wisata) Jumat 21/10-2011)

0 komentar:

Posting Komentar