REP | 22 December 2011 | 10:22 82 5 Nihil
Setu Babakan dengan latar belakang danau atau setu (foto: Suprihardjo)
MESKIPUN sudah banyak dikunjungi wisatawan, tetapi Perkampungan Budaya Betawi di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan yang sudah berlangsung lebih 10 tahun ini, sebagian kecil lahannya masih menyewa kepada penduduk.
Lahan tersebut belum dijual kepada Pemprov DKI Jakarta. Tetapi bila dijual dan harganya cocok, tidak ada pilihan lain kecuali Pemprov DKI membelinya untuk fasilitas wisata pendidikan dan budaya.
Kepala Seksi Kelembagaan Organisasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Rusmantoro S.Sos mengatakan, Pemprov DKI masih menyewa sebagian tanah di Perkampungan Budaya Betawi (PBB). Uang sewanya tahun sebelumnya Rp10 juta, sedang tahun 2011 ini menjadi Rp15 juta, yang secara global masuk biaya operasional PBB sebesar Rp250 juta.
Diakui meskipun masih dalam proses pengembangan sejak diresmikan beberapa tahun lalu, PBB sudah banyak dikunjungi wisatawan. Tahun 2010 dikunjungi 135.000 wisatawan. Padahal belum dipromosikan secara optimal. Sekretaris Lembaga Pengembangan PBB, Indra Sutisna, mengatakan sekarang di sebelah utara sedang dibangun lapangan parkir untuk bis wisata.
Meskipun sudah banyak dikunjungi wisatawan, namun Perkampungan Budaya Betawi (PBB) di Setu Babakan dan Setu Mangga Bolong, Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, sebagian lahannya masih menyewa. Setahun sewanya Rp15 juta untuk panggung pertunjukan dan rumah adat Betawi.
Ketua Lembaga Pengelola PBB, dr. H Abdul Syukur, mengakui sebagian lahan di kawasan PBB masih menyewa, yaitu lahan untuk panggung pertunjukan dan rumah adat Betawi. Namun pihaknya sedang mengupayakan agar dapat dibeli oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Menurut Abdul Syukur, kini sudah direncanakan membangun gedung teater baik teater tertutup mapun teater terbuka, ruang pamer dan museum Betawi. Untuk itu telah diprogramkan pengembangan zona ketiga seluas 3 hektar. Untuk keseluruhannya telah direncanakan dana Rp80 miliar. Namun yang telah dikucurkan dana pembebasan lahan dari APBD DKI 2010 sebesar Rp20 miliar. Sedangkan tahun 2011 ini juga telah dianggarkan lagi Rp30 miliar.
Dikatakan Abdul Syukur, untuk pembangunan SMK Kesenian telah disediakan lahan seluas 7.400 m2 tidak jauh dari Zona ke 3. Usul SMK Kesenian tersebut dari Walikota Jakarta Selatan telah didukung Deputy Gubernur DKI Jakarta Bidang Pariwsata dan Kebudayaan Sukesti Martono. Namun realisasinya paling cepat dua tahun kemudian.
Di depan sekitar 130 orang tokoh agama di DKI Jakarta, pertenganan Desember yang lalu Abdul Syukur dan wakilnya dr Sibroh Marisi mengatakan PBB ini dikhususkan sebagai tempat untuk melestarikan budaya Betawi yang bak. PBB yang diresmikan 20 Oktober 2001 dengan luas 289 hektar itu masih embrio walaupun banyak dikunjungi wisatawan baik untuk penelitian budaya maupun untuk rekreasi. (aliemhalvaima@yahoo.com)
Bersambung
0 komentar:
Posting Komentar