Jumat, 23 Desember 2011

Ke Setu Babakan (2) : Cicipi Kerak Telor Hingga Bir Pletok

REP | 22 December 2011 | 10:38 69 0 Nihil

APA SAJA fasilitas yang ada di Perkampungan Budaya Betawi (PBB)? Di tempat ini terdapat 67 rumah adat Betawi untuk homestay atau tempat untuk menginap. Luas danau (setu) total 39 ha, terdiri dari Setu Babakan 25 hektar, dan Setu Mangga Bolong 14 hektar.

Tahun lalu PBB dikunjungi 250 mahasiswa dari 24 negara yang melakukan penelitian budaya. Mereka menyaksikan bagaimana warga masyarakat Betawi merayakan  hari ulang tahun kemerdekaan bangsanya,  Bangsa Indonesia dengan berbagai cara. Dari lomba panjat pinang , makan krupuk sampai gebug bantal.

Di PBB juga ada dijual makanan khas Betawi seperti kerak telor, dodol, kue akar kelapa, kembang goyang, dan bir pletok. Tiap Sabtu dan Minggu ada panggung kesenian Betawi dari gambang kromong, marawis, rebana , pencak silat, maupun upacara ritual adat Betawi.

Selain itu di PBB tersedia kegiatan  wisata air dengan fasilitas sepeda air dengan bentuk angsa yang dapat dikendarai  satu atau dua orang.

Kawasan  PBB  terasa teduh dan berhawa segar serta bernuansa khas Betawi. Ini dapat dimaklumi, selain penuh rumah adat Betawi yang beratap berbentuk limas dengan pasangan genting. Lisplangnya berukir yang disebut model gigi baling.

Di tiap halamannya penuh pohon pohon buah buahan terutama buah khas Betawi yang sudah langka. Seperti buah kecapi, buah malaka, rukem, jamblang, di samping pohon yang masih banyak terdapat di mana mana seperti  melinjo, rambutan, mangga dan lain-lain. Dengan dua setu yang airnya jernih dan berlimpah,  juga membuat segar udara sekitarnya.
 
Perjalanan menuju ke “Gerbang Pitung”

LOKASI Perkampungan Budaya Betawi (PBB) terletak di Jl Moch, Kahfi II, Setu Babakan, Kelurahan Srengseng Sawah, Kelurahan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Tak jauh dari rel kereta api maupun Jl Tol TB Simatupang. Begitupun dari kampus ISTN dan IISIP tidak sampai 2 km.

Cara mencapainya ke sana dengan angkot sangat mudah. Dari Pasar Minggu naik bus Kopaja 616, turun di pintu gerbang 1 Bang Pitung.  Sebaliknya bila dari arah Depok naik angkot biru no.128 , turunnya juga di pintu gerbang Bang Pitung – mengabadikan nama  tokoh Betawi “Si Pitung”.

Bila dari terminal bus Kampung Rambutan, naik angkot T.19, turun di Kampus IISIP, kemudian  nyambung naik  Kopaja 616. Demikian pula bila naik KRL dari arah Kota maupun dari Depok atau Bogor, turun di stasiun Lenteng Agung disambung naik ojek atau Kopaja 616 turun gerbang Bang Pitung.

Sekretaris Lembaga Pengelola PBB, Indra Sutisna mengatakan pengunjung PBB tahun ini hanya 130.000 orang, yang berarti turun 3,8 % dibanding pengunjung tahun 2010 sedanyak 135.000 orang.

Penurunan ini, menurut Indra yang pernah menjadi juara dalam kontes Mirip Artis Kiwil ini, dikarenakan beberapa event besar tidak jadi diselenggarakan di Setu Babakan. Seperti Festival Betawi,  dan Pergelaran Nuansa Betawi yang diselenggarakan tiap Desember di tempat itu dengan menyedot ribuan pengunjung, tahun ini tidak lagi diselenggarakan sehingga nihil.
 
Permainan anak “tempo doeloe”

Banyak warga yang mengaku asli etnis Betawi, ternyata juga  banyak “nggak tahunye” tentang budaya Betawi. Tetapi di PBB ini mereka akan mengenalinya kembali. Permainan anak-anak Betawi tempo dulu seperti galah asin, takadel, dampu, congklak dan lain-lain akan diperkenalkan di Setu Babakan. Makanya tidak jarang  guru-guru TK dan PAUD sering mengajak anak didiknya ke PBB Setu Babakan untuk sekadar bermain model “tempo doeloe”. Inilah yang dinamakan wisata pendidikan sejarah budaya.

Biasanya tamu-tamu yang datang ke Setu Babakan disambut dengan pantun beberapa bait. Bait pertama sampiran dan bait kedua isinya. Inilah  pantun Bang  Indra bila menyambut dan menyuguhi  tamu-nya: ”Buah kedondong buah kecapi. Silakan dong dicicipi”…. (aliemhalvaima@yahoo.com)
 
Selesai

Catatan : Tulisan ini selain di blog, juga dimuat di Harian Terbit, Jumat 23/12-2011 halaman Wisata atau edisi online www.harianterbit.com dan www.kompasiana.com


1324600194435713715
Pemandangan di Setu Babakan (Foto: Prihardjo)

0 komentar:

Posting Komentar